Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

Masa Kita: Kesombongan Kupu-Kupu Karya Aliyah Andina

  Fabel Kesombongan Kupu-Kupu Aliyah Andina Alkisah, tersebut seekor kupu-kupu berwarna kuning yang tinggal di atas pepohonan rimbun. Warna sayap yang rupawan tak seiras dengan hati. Tak satu pun hewan mau berteman karena sifat yang besar kepala. Walau demikian, justru senang karena bisa hidup bebas tanpa dikekang. "Tak satu pun bisa menandingiku," ungkapnya seraya tertawa. Suatu hari, seekor burung kolibri sedang asyik menghisap nektar. Kupu-kupu terbang mendekati yang disambut dengan kehangatan. Tak lupa, pujian dilontarkan kala melihat sayapnya yang berkilau diterpa matahari. "Saya ke sini untuk ikut serta mencicipi nektar tersebut. Kelihatannya, manis sekali," ujar kupu-kupu tersenyum. "Hehehe, iya. Kamu benar. Nektar ini memang manis. Silakan dicicip," jawab burung kolibri. Ia coba mencicipi nektar hingga tak bersisa. Setelah itu, berpamitan kepada burung kolibri yang sedari tadi diam memperhatikan. "Terima kasih. Sampai jumpa." Burung kol...

Masa Kita: Fajar Karya Royan Bagus Alexander

  Puisi Fajar Royan Bagus Alexander Bukalah matamu seperti matahari membuka hari Sejajar fajar mengetuk semesta lagi Memberi harapan pada manusia Fajar menerjang congkak angkuh gelap gulita Memberi lagi cahaya Dia adalah fajar, sambutlah dia Jangan terlalu tenggelam pada senja yang akan tiada Sang perpisahan senja yang lampau Lalu rembulan akan menyapa Dan matilah jiwa yang terkutuk Tertusuk, tercabik, campak Terinjak, mati, tidak teringat sejarah Tanpa senjata mengusir kelam Dan binasa di garis depan Lantas fajar sekali lagi datang Sampai tuhan bilang selesai Royan Bagus Alexander, mahasiswa aktif Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sriwijaya angkatan 2021.

Masa Kita: Saturnus yang Dilukis Rembulan Karya Zahra Firlia

Cerpen Saturnus yang Dilukis Rembulan Zahra Firlia Sebuah buket bunga mawar berwarna merah muda untuk Rembulan dengan notes kecil.                 I Love You, Rembulan                           - Gardara             Aku datang pagi-pagi, hanya untuk menaruh buket bunga, dan itu bunga kesukaan Rembulan, bunga mawar. Jelas dia belum datang. Kutaruh buket bunga itu di laci mejanya.Sengaja aku letakkan di situ agar teman sekelas Bulan tidak menyentuhnya karena itu untuk Bulan. Tidak ada yang boleh menyentuhnya sebelum Bulan. Ralat, maksudku hanya Bulan saja yang boleh menyentuhnya. Walaupun sebenarnya mba-mba yang merangkai buketnya sudah menyentuhnya duluan. Lalu, aku yang kedua.           Saat bel istirahat berbunyi, aku ke kelas Bulan. Selalu begitu. Kadang-kadang, kami membawa bekal dan memakann...